Setelah mengumumkan status darurat nasional yang diperpanjang sampai 6 Mei, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengumumkan rencana pemerintah untuk memberikan bantuan uang sebesar ¥ 100.000 (Rp 14,4 juta) kepada setiap warga negara Jepang.
Keputusan tersebut tidak terlepas dari tekanan sekutu politiknya, yang mendorong pemerintah memberikan ¥ 300.000 kepada warga negara yang menderita kerugian signifikan akibat pandemi Corona. Namun, Shinzo Abe pada ahirnya memutuskan untuk memangkas bantuan menjadi ¥ 100.000 (Rp 14,4 juta) kepada setiap warga negara Jepang.
Pemerintah terpaksa menurunkan nominal bantuan, karena ingin memperluas cakupan sasaran pemberian bantuanya menjadi tingkat nasional. Menaikan status darurat corona ke tingkat nasional membuat toko-toko, perusahaan, serta industri wisata di Jepang harus tutup atau dibatasi jam oprasionalnya. Akibatnya, seluruh warga negara berpotensi terdampak secara ekonomi.
Bila membaca arah kebijakan tersebut, Pemerintah bertujuan untuk mendorong masyarakat agar membatasi aktivitas perekonomian di seluruh wilayah, guna memperlambat penyebaran pandemi. Penetapan status darurat nasional hingga 6 Mei yang bertepatan dengan golden week (hari libur nasional selama 1 minggu), juga bertujuan untuk mencegah masyarakat pulang ke kampung halaman yang berpotensi menyebarkan virus.
Bagaimana bila Indonesia Mengikuti Kebijakan Jepang?
Langkah pemerintah Jepang yang menaikan status darurat ke tingkat nasional yang dibarengi dengan memberikan bantuan uang kepada seluruh warga negaranya bisa menjadi referensi yang baik bagi negara-negara yang mengalami pandemi Corona. Tidak terkecuali Indonesia yang juga masih berjibaku mencari jalan keluar untuk jutaan masyarakat yang kehilangan pemasukan.
Namun bila melihat faktor kedisiplinan masyarakat Indonesia yang jauh berbeda dengan masyarakat Jepang, tujuan pembatasan aktivitas ekonomi masyarakat agaknya akan sulit tercapai. Apalagi bila kebijakan tersebut dibarengi dengan status darurat nasional / lockdown.
Pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab pemerintah Indonesia bila ingin mengikuti langkah Jepang tersebut adalah, apakah negara memiliki uang yang cukup untuk memberikan bantuan kepada seluruh warga negaranya atau tidak. Pemerintah perlu mempertimbangkan kekuatan ekonomi negara secara matang, tanpa menghambat upaya pencegahan corona lainnya yang juga pasti membutuhkan biaya yang besar.
Sumber referensi :
https://www.ft.com/content/4053e198-437e-4ae5-aab5-fa0ab05f3fa3
https://www.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-01367886/krisis-corona-jepang-akan-beri-bantuan-tunai-rp-144-juta-untuk-setiap-penduduknya?page=3
Sumber gambar :
https://www.en.eghtesadonline.com/Section-news-2/1696-hold-the-lift-japan-inc-answer-to-the-rising-yen