Meskipun mendapat pertentangan dari Dinas Kesehatan, Iran ahirnya mencabut aturan lockdown di Teheran dan kota-kota sekitarnya. Dengan begitu, beberapa bisnis yang berada di wilayah tersebut dapat kembali beroprasi.
Langkah pemerintah Iran dianggap terlalu berani, mengingat angka positif Corona di Iran mencapai lebih dari 80.868 kasus, dengan lebih dari 5.031 diantaranya meninggal.
Mengapa Iran Membuka Lockdown Ditengah Tingginya Kasus Positif Covid-19?
Kebijakan lockdown memang menjadi pilihan yang diambil berbagai negara di belahan dunia untuk menekan angka penularan virus Corona di negaranya. Namun, langkah tersebut membawa konsekuensi yang cukup besar juga, yaitu masalah ekonomi.
Pemberlakuan lockdown berarti bahwa seluruh aktifitas bisnis harus berhenti. Dampaknya, ekonomi negara akan terganggu dan mengalami kemunduruan. Padahal disisi lain, negara harus menyiapkan anggaran yang besar untuk penanganan pandemi Covid-19.
Demi menyelamatkan perekonomian nasional, meskipun mendapat pertentangan dari Dinas Kesehatan Iran, pemerintah ahirnya memutuskan mencabut lockdown di daerah Ibu kota dan sekitarnya. Pemerintah juga meminta pegawai pemerintahan serta swasta untuk kembali bekerja.
Dipaparkan oleh Presiden Hassan Rouhani, pencabutan lockdown ini merupakan bagian dari strategi “smart distancing”, yaitu memerangi Covid-19 sekaligus menghindari kejatuhan ekonomi nasional.
Bila melihat bahwa Iran sedang mendapatkan sanksi internasional, pemerintah Iran sedang berada pada kondisi harus memilih โyang terbaik dari yang terburukโ. Ekonomi nasional Iran sangat rawan hancur. Bila itu terjadi, negara juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Apakah Indonesia Bisa Mengikuti Langkah Iran?
Meskipun tidak mengambil langkah lockdown, namun pemerintah Indonesia menerapkan Pembatasan Skala Berskala Besar (PSBB) dibeberapa kota besar. Pemerintah memaksa berbagai industri yang tidak termasuk 11 sektor industri pengecualian di wilayah PSBB untuk tutup secara sementara.
Kebijakan tersebut sedikit banyak dirasakan mempengaruhi perekonomian negara. Bahkan nilai tukar rupiah pernah jatuh hingga menyentuh Rp. 17,000. Banyak pekerja yang dirumahkan serta PHK.
Namun, bila melihat kondisi ekonomi Indonesia yang tidak serawan Iran yang juga harus menghadapi sanksi Internasional, Indonesia tidak perlu mencabut pembatasan yang sudah diberlakukan untuk menekan angka penyebaran virus Corona. Justru, pemerintah bisa lebih fokus menekan penyebaran virus mengingat tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Bila pandemi ini berahir, perekonomian Indonesia secara otomatis juga akan perlahan membaik.
Sumber referensi : https://www.theglobeandmail.com/world/article-iran-lets-some-tehran-businesses-reopen-after-virus-lockdown/